im exactly know... what im supose to be.....

Search This Blog

March 16, 2012

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS )


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

            Keperawatan merupakan suatu pelayanan kesehatan integral yang profesional yang memandang manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual. Keperawatan maternitas merupakan subspesialis dari keperawatan Umum yang harus dimiliki perawat dalam kegiatan pelayanan kesehatan baik secara individu,keluarga,kelompok maupun masyarakat.Maka makalah ini mengangkat topik yang berhubungan dengan mata kuliah Keperawatan Maternitas yaitu Penyakit Menular Seksual.
            PMS ( Penyakit Menular Seksual ) merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa dan jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi, yang jalur penularannya melalui hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.Diantaranya adalah gonorea ,herpes genital,sifilis,klamidia, Trikomoniasis Vaginalis
,Kandidiadis Vagina ,Kutil Kelamin ,HIV/AIDS ,Human Papilloma Virus (HPV).
            Gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan, Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol.Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan
            Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkannya. Oleh sebab itu penting dilakukannya penanggulangan yang tepat yaitu secara preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

B.     Tujuan
            Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah Mengetahui Pengertian penyakit Menular Seksual,Menemukan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual dan melakukan penanggulangan secara promotif dan preventif yang berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual ( PMS ) melalui metode keperawatan.
C.   Batasan Masalah
            Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu :
1)    Menjelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual
2)    Memaparkan cara penularan Penyakit Menular Seksual
3)    Memaparkan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
4)    Menjelaskan pencegahan Penyakit Menular Seksual


BAB II
PEMBAHASAN

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


A.     Pengertian Penyakit Menular

            Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks, penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan.

Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :
• Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.
• Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
• Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
• Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
• Sakit luar biasa saat kencing.
• Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
• Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
• Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam.

Sedangkan pada perempuan meliputi :
• Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.
• Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
• Keluarnya lendir pada vagina.
• Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin.
• Keputihan berbusa dan berbau busuk.
• Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.

B. Beberapa Jenis PMS

Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang
paling sering ditemui dan berbahaya adalah :

1.Gonorea (GO)

            Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2 -10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. 
            Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya, meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oral-seks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis.
            Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya,60% kasus tidak menunjukkan gejala yakni tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
            Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
            Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
            Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
            Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.

Penanganan

1)    Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.
2)    Masa nifas, berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3)    Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4)    Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual.
5)    Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6)    Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.

2.Herpes Genital

Herpes genital adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.

Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha.Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu.
Adapun gejalanya sebagai berikut :
-       Nyeri dan disuria
-        Uretral dan vaginal discharge
-       Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
-       Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
-       Nyeri pada rektum, tenesmus
-       Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin.
-       Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
-       Terulang lagi sampai seumur hidup.
           
Tanda :
-        Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
-       Limfadenopati inguinal
-        Faringitis
-        Cervisitis

a)     Herpes genital primer
     Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual(termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.

b)   Herpes genital rekuren
       Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks.
            Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian..Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius. Komplikasi yang biasanya muncull adalah Gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan fisura ani herpetika terjadi bila mengenai region genetalia,Abortus,Anomali kongenital,Infeksi pada neonatus (konjungtifitis/ keratis, ensefalitis, vesikulitis kutis, ikterus, dan anomali konvulsi).
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes genital melalui hubungan seks.Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.

Penanganan 
1)     Lakukan pemeriksaan serologi (STS).
2)     Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
3)     Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
4)     Keringkan dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.
5)     Berikan acyclovir tablet 200 mg tiap 4 jam.
6)     Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun partus prematurus.
7)     Berikan pengobatan pada pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
8)     Bila terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.



3.Sifilis (Raja Singa)

            Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. termasuk ordo Spirochaecrales, familia Spirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuk spiral teratur, panjang 6-15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri atas 8-24 lekukan. Pembiakan secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam.Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang- kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
            Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
            Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan atau dipakai oleh pengindap. Sifilis merupakan penyakit kronis yang berkembang lewat beberapa stadium.
Gambaran klinis:
1)    Sifilis primer, tanda klinis yang pertama muncul adalah tukak, dapat terjadi di mana saja di daerah genitalia eksterna, 3 minggu setelah kontak. Lesi dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya hanya satu, meskipun dapat juga multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi, teraba keras karena terdapat indurasi.Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi.
2)    Sifilis sekunder, berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder.
3)    Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan serologis reaktif. Dalam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat laten, selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Diagnosis sifilis laten ditegakkan setelah diperoleh anamnesis yang jelas, hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya kelainan yang awal mulanya di sebabkan oleh sifilis.
4)    Sifilis lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis.
Klasifikasi

Sifilis terbagi menjadi sifilis congenital dan sifilis akuista.
1. Sifilis Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum 2 tahun); b) Lanjut (sesudah 2 tahun); Stigmata
2. Sifilis Akuista, terbagi : a) Klinik; b) Epidemiologik


Menurut caranya sifilis dibagi menjadi tiga stadium yaitu :
Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium III (SIII)

Secara epidemiologik, WHO membagi menjadi :

  • Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII, stadium rekuren dan stadium laten dini.
  • Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium laten lanjut dan SIII.

Penanganan :
1)    Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
2)    Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
3)    Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan 4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg oral hingga 20 hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
4)    Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
5)    Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
6)    Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
7)    Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.

4.Klamidia

Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala ber-langsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
• Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna kuning kecoklatan.
• Rasa nyeri di rongga pinggul.
• Pendarahan setelah hubungan seksual.

Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :
• Keluar cairan bening dari saluran kencing.
• Rasa nyeri saat kencing.
• Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan
bercampur nanah.

Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).
            Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada testis (tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan.Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut.
            Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.
            Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.

Penanganan
1)    Doksisiklin per oral 2x sehari selama 7 hari.
2)    Asitromisin dengan pemberian dosis tunggal (kontraindikasi untuk ibu hamil, gunakan eritromisin, amoksilin, azitromisin).
3)    Lakukan follow-up pada penderita dengan :
a) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran.
b) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati.
c) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum selesai.
d) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.




5.Trikomoniasis Vaginalis
            Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh infeksi protozoa parasit Tricho monas vaginalis. Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3 sampai 28 hari.
            Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 - 30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
• Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
• Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
• Nyeri saat kencing.
            Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut.Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan HIV pada pasangan seksualnya.
            Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
            Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.

6.Kandidiadis Vagina

            Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candidas albicans.Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina, dan saluran anorektal.Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau.Pada pemeriksaan terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva, fisura perineal, pseudomembran dan lesi satelit papulopustular disekitarnya. Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam (masam).Keputihan biasa banyak, putih keju atau seperti kepala susu atau krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju.Pada vulva atau vagina terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit papulopostula.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
 Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.

7.Kutil Kelamin


            Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala
yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya.
       
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.

8.HIV/AIDS

            AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit
ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari
Human Immunodeficiency Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
             
Virus ini tergolong unik karena daur hidupnya. Virus HIV yang hidup bebas di luar tidak dapat berkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggap di sel hidup, ia akan mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikatkan diri pada reseptor khusus di permukaan sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah putih, sel pencernaan, dan sel otak. (Gambar 1).
HIV menembus dinding sel melalui reseptor tersebut dan melepaskan seluruh isi virus ke dalam sel tersebut (Gambar 2).
Enzim yang ada dalam tubuh virus merubah RNA (Ribonucleat acid) rantai tunggal menjadi rantai ganda (DNA) agar sesuai dengan DNA inangnya. (Gambar 3). DNA virus bergabung dengan DNA inang. Sel inang tidak dapat mengetahui apa yang terjadi padanya. (Gambar 4). Sel inang lalu akan menginstruksikan organel-organelnya untuk mereplikasi RNA guna membentuk HIV baru. Dan pada akhirnya, virus HIV baru akan keluar dari sel inang dan siap untuk menyerang sel lain. (Gambar 5).
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare.
Penderita sering kali merasa sehat dan memang dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan. Belum ditemukan obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya dapat menolong penderita untuk mempertahankan kesehatan tubuhnya.

Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS
• Penurunan berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya
• batuk yang kronik dan berterusan
• Demam yang berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan
• Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan.
• Terserang herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf oleh virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit.
• Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis kulat (fungus).
            Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi.Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
            Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS.
            Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar. Lihat Prenatal Risk Assessment: AIDS untuk infomasi lebih lanjut tentang AIDS dan kehamilan.
            Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seks.Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum suntik. Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima transfusi darah maupun produk darah.

9.  Human Papilloma Virus (HPV)

            Human Papiloma Virus (Virus papiloma manusia ) adalah virus yang menyerang kulit dan membran mukosa manusia.Cara Penularannya melalui Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.Gejala-gejalanya berupa tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.Pengobatan: Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
            Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virus HPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.
            Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.
            Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom hampir tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.


Infeksi Reproduksi  lain yang berhubungan penyakit menular seksual adalah :
  • Bakterial Vaginosis – Menyebabkan nyeri saat buang air kecil, jika tidak diobati dapat menyebabkan kegagalan ginjal.
  • Chancroid – Luka atau bintil yang besar dan nyeri, dapat pecah.
  • Granuloma Inguinale – Menyebabkan luka-luka yang tidak terasa sakit yang dapat membesar dan mudah berdarah.
  • Lymphogranuloma Venereum – Menyebabkan lesi-lesi, luka dan abses pada lipat paha.
  • Molluscum Contagiosum – Virus ini menyebabkan lesi-lesi yang halus dan mengkilap yang harus dihilangkan satu per satu oleh dokter.
  • Mucopurulent Cervicitis (MPC) – Menyebabkan keluarnya keputihan dari serviks, dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul atau keguguran pada ibu hamil.
  • Nongonococcal Urethritis (NGU) – Mengenai laki-laki dan dapat menyebabkan masalah pada saat buang air kecil, dapat disebabkan oleh klamidia.
  • Penyakit Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease (PID) – Dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, menular melalui hubungan seksual atau cara-cara lain. Dapat menyebabkan rasa nyeri, kemandulan dan bahkan kematian.

Sepuluh faktor resiko teratas yang berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS :

·         Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
·         Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
·          Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
·         Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.
·          Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
·         Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
·         Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
·         Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
·         Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
·         Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom. Ini bisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

            PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui hubungan heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut atau rectum.Beberapa penyakit menular seksual yang dibahas didalam makalah ini mencangkup Gonorhea, Syiphillis, Herpes genital dan HIV /AIDS.
            Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah : Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin. Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam. Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin. Sakit luar biasa saat kencing, Kencing nanah/darah dengan bau busuk. ,Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok,Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam. Sedangkan pada perempuan meliputi : Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual,Rasa nyeri pada perut bagian bawah,Keluarnya lendir pada vagina,Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin,Keputihan berbusa dan berbau busuk,Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
           
           
B. Saran
Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan (khususnya mahasiswa kebidanan) dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan dalam penyakit menular seksual dan dapat dicegah atau ditanggulangi di lingkungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.Yatim, Faisal (2005).
2.    Chlamydia Dan Gonorea.Harahap, M, 1984.
3.    Diamond, Jared (1997). , Guns Kuman dan Baja . New York: WW Norton. p.210. ISBN  848306667X .
4.    Farci P (2003). "Delta hepatitis: pembaruan.". J Hepatol 39 (Suppl 1): S212-9. DOI : 10.1016/S0168-8278 (03) 00331-3 . PMID  14708706 .
5.    Gilbert MT, Rambaut A, Wlasiuk G, Leptospira TJ, Pitchenik AE, Worobey M (November 2007). "Munculnya HIV / AIDS di Amerika dan di luar" . Proc. Natl.Acad. Sci. Amerika Serikat 104 (47): 18566-70. DOI :10.1073/pnas.0705329104 . PMID  17978186 . PMC  2141817 .Diakses 20 Maret 2010 .
6.    IA Aridoğan, Ates A, V Izol, Ilkit M (2005). "Tinea cruris dalam praktek urologi rutin". Urol. Int. 74 (4): 346-8. DOI : 10.1159/000084436 . PMID  15897702
7.    K, Berman S (2006). Workowski  pedoman pengobatan penyakit menular seksual, 2006." . MMWR Recomm Rep 55 (RR-11): 1-94. PMID 16888612 .
8.    Majoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius. FKUI.
9.    Prayetni. 1996. Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta. Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Keluarga berencana dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan Jender. 2003.
Jakarta. Badan Koordinasi KB Nasional.

10. Mary-Ann Shafer, Anna-Barbara Moscicki (2006). Infeksi Menular Seksual , 2006. . hal 1-8.
11. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.Sarwono, 2000.
12. Oriel, JD (1994). The Guratan Venus: A History of Kelamin . London: Springer-Verlag. ISBN  354019844X .
13. Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.
14. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta.Manuaba, IBG, 1999.
  1. Shukla N, Polandia M (2004). "Hepatitis B infeksi virus:-infeksi dengan hepatitis, virus hepatitis C D, virus dan manusia. Immunodeficiency virus co".Clin Liver Dis 8 (2): 445-60, viii. DOI : 10.1016/j.cld.2004.02.005 . PMID 15481349 .
  2. UNAIDS , WHO (Desember 2007). "2007 epidemi AIDS update" (PDF) .Diakses 2008-03-12 .
  3. Villhauer, Tanya (2005/05/20). "Kondom Mencegah HPV?" . Universitas Pelayanan Kesehatan Mahasiswa Iowa / Iowa Kesehatan . Diperoleh 2009/07/26 .\
  4. Wilkinson D, Ramjee G, M Tholandi, Rutherford G (2002). "Nonoxynol-9 untuk mencegah akuisisi vagina dari infeksi menular seksual oleh perempuan dari laki-laki". Cochrane Database Syst Rev (4): CD003939. DOI :10.1002/14651858.CD003939 . PMID  12519623 
  5. Williams, M. Pilihan Sehat untuk Pengendalian Kesuburan . CreateSpace, Scotts Valley, CA, 2009. ISBN 1448664721
  6. Wu J, C Chen, Kemilau I, S Lee, Tzeng H, Choo K (1995). Bukti penularan hepatitis D pasangan untuk virus dari analisis urutan dari genom virus ". Dari."Hepatology 22 (6): 1656-60. PMID  7489970 .

1. 


No comments:

Post a Comment