im exactly know... what im supose to be.....

Search This Blog

March 17, 2012

Gangguan Sistem Endokrin ( PENYAKIT ADDISON )


1.     Salah satu penyakit yang di sebabkan oleh gangguan sistem endokrin adalah Insufisiensi adrenal ( Penyakit Addison )

v  Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormon yang terjadi pada semua kelompok umur dan menimpa pria – pria dan wanita – wanita sama rata. Penyakit di karakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah rendah dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua – duanya yaitu bagian – bagian tubuh yang terbuka dan tidak terbuka. (http:/www.total kesehatan nanda.com/Addison 4html)
v   Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal (keperawatan medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8 hal 1325)
v  Penyakit Addison adalah kekurangan partikal sekresi hormon korteks adrenal. Keadaan seperti ini terlihat pada hipoado tironisme yang hanya mengenal zona glomeruluna dan sakresi aldosteron pada sindrom adrenogenetal dimana gangguan enzim menghambat sekresi steoid (Patofisiologi Edisi 2 Hal 296)

2.    Tanda Dan gejala Penyakit Addison
v  Hipotensi
v  Hiperpigmentasi
v  Hipoglikemi
v  Keringat dingin
v  Gemetar
v  Penurunan kesadaran
v  Mual muntah
v  Kelelahan
v  Dehidrasi
v  Cemas
v  Bb menurun
v  Kelemahan
v  Anoreksia



3.    Penyimpangan KDM pada penyakit Addison


v  Hiperpigmentasi
Pigmentasi pada penyakit Addison disebabkan karena timbunan melanin pada kulit dan mukosa. Pigmentasijuga dapat terjadi pada penderita yang menggunakan kortikosteroid jangka panjang, karena timbul insufisiensiadrenal dengan akibat meningkatnya hormon adrenokortikotropik. Hormon adrenokortikotropik ini mempunyaiMSH-like effect. Pada penyakit Addison terdapat peningkatan kadar beta MSH dan hormon adrenokortikotropik.Tidak didapatkan hubungan antara beratnya penyakit Addison dengan luasnya pigmentasi. Pigmentasi ini sifatnya difus, terutama pada kulit yang mendapat tekanan (misalnya pinggang dan bahu), siku, jaringan parut, garis-garis telapak tangan dan ketiak. Pada daerah perianal, perivulva, skrotum dan areola mamma tampak lebihgelap. Pigmentasi pada mukosa sering tampak pada mukosa mulut yaitu pada bibir, gusi, lidah, faring,konjungtiva, vagina dan vulva.Pigmentasi didapatkan 100% pada penderita penyakit Addison. Thorn dan kawan-kawan melaporkan dari 158 kasus Addison seluruhnya didapatkan pigmentasi. Rowntree dan Snell melaporkan dari 108 kasus didapat 1 kasus tanpa pigmentasi. Penderita dengan kegagalan adrenokortikal sekunder karena hipopituitarisme tidak didapatkan gejala hiperpigmentasir.

v  Sistem Kardiovaskuler
1)    Hipotensi
Hipotensi merupakan gejala dini dari penyakit Addison, di mana tekanan darah sistolik biasanya antara 80–100 mmHg, sedang tekanan diastolik 50–60 mmHg. Mekanisme penyebab terjadinya hipotensi ini diduga karena menurunnya salt hormon yang mempunyai efek langsung pada tonus arteriol serta akibat gangguan elektrolit. Reaksi tekanan darah terhadap perubahan sikap adalah abnormal, pada perubahan posisi dari berbaring menjadi posisi tegak maka tekanan darah akan menurun (posturalhipotensi) yang menimbulkan keluhan pusing, lemah, penglihatan kabur, berdebar-debar .Hipotensi ini juga terdapat pada penderita dengan atrofi korteks adrenal dengan medula yang intak, sehingga diduga bahwa epinefrin bukan penyebab dari hipotensi ini. Tekanan darah akan kembali normal setelah pemberian garam dan desoksikortikosteron yang meningkatkan tonus vasomotor.

2)   Jantung
Ukuran jantung penderita Addison biasanya mengecil pada pemeriksaan radiologi, hal ini mungkin karena penurunan volume darah sekunder akibat kehilangan air. Bertambah besarnya ukuran jantung merupakan petunjuk berhasilnya pengobatan. Perubahan elektrokardiografi biasanya tampak tapi tak mempunyai nilai diagnostik, seringkali didapatkan voltase yang rendah, PR dan QT interval memanjang, oleh karena kelainan degeneratif organik pada otot jantung serta akibat gangguan elektrolit. Gejala lain adalah kelemahan kontraksi otot jantung, nadi kecil dan sinkop.Akibat hiperkalemia dapat terjadi aritmia yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

v  Kelemahan Badan
Kelemahan badan ini disebabkan karena gangguan keseimbangan air dan elektrolit serta gangguan metabolisme karbohidrat dan protein sehingga didapat kelemahan sampai paralisis oto bergaris. Di samping itu, akibat metabolisme protein, terutam pada sel-sel otot menyebabkan otot-otot bergaris atropi, bicaranya lemah. Gejala kelemahan otot ini berkurang setelah pemberian cairan, garam serta kortikosteroid.

v  Penurunan berat badan
Penurunan berat badan biasanya berkisar antara 10–15 kg dalam waktu 6–12 bulan. Penurunan berat badan ini karena adanya anoreksia, gangguan gastrointestinal lain, dehidrasi, serta katabolisme protein yang meningkat pada jaringan ekstrahepatik, terutama jaringan otot. Dengan pengobatan yang adekuat akan didapatkan kenaikan berat badan.

v  Kelainan gastrointestinal 
Kelainan gastrointestinal didapatkan pada 80% dari kasus Addison. Anoreksia biasanya merupakan gejala yang mula-mula tampak, disertai perasaan mual dan muntah, nyeri epigastrium, disfagia, konstipasi, kadang-kadang dapat timbul diareCairan lambung biasanya menunjukkan hipoklorhidria sampai aklorhidria. Ini karena rendahnya konsentrasi klorida dan natrium dalam darah dan jaringan, sehingga produksi asam klorida lambung menurun. Hipoklorhidria biasanya kembali normal bila keseirnbangan elektrolit sudah diperbaiki. 

v  Gangguan elektrolit dan air
Penurunan hormon aldosteron menyebabkan pengeluaran natrium, klorida dan air serta retensi kalium. Sebagai akibat dari gangguan elektrolit ini terjadi dehidrasi, hemokonsentrasi dan asidosis.

v  Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Akibat proses glukoneogenesis yang menurun, penggunaan glukosa oleh jaringan yang meningkat serta gangguan absorbsi karbohidrat pada usus halus, akan terjadi hipoglikemi puasa, di mana kadar gula darah puasa. lebih rendah dari harga normal. Pada tes toleransi glukosa oral didapat kenaikan kadar gula darah yang kurang adekuat, yaitu menunjukkan kurve yang datar.

v  Darah Tepi
Sel-sel darah merah dan hemoglobin sedikit menurun dengan hemokonsentrasi. Jumlah sel darah putih sedikit menurun dengan relatif limfositosis, eosinofil sedikit meningkat Perubahan gambaran darah tepi di atas karena menurunnya hidrokortison. Gambaran hematologi ini tak mempunyai arti yang khas untuk diagnostik.

v  Gangguan Neurologi dan psikiatri
Manifestasi kelainan pada saraf antara lain penglihatan kabur ngantuk, yang mungkin berhubungan dengan kelemahan yang progresif, kadang-kadang penderita gelisah, mudah tersinggung serta dapat timbul psikosis. Pada elektro-ensefalogram didapat gelombang alfa lebih pelan terutama pada daerah frontalis, serta menghilangnya gelombang beta.


4.    Masalah Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan
v  Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan dan elektrolit
Harga diri rendah
Kecemasan
Kelelahan
Penurunan curah jantung

v  Diagnosa keperawatan Addison
a. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit melalui ginjal.
b. Harga diri rendah berhubungan dengan hyperpigmentasi
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
perubahan fungsi fisiologi
d. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolisme (kadar glucosa darah)
e. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung.

5.    Salah Satu Askep yang sesuai dengan diagnosa di atas adalah sebagai berikut :

a.    Diagnosa Keperawatan

     “Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui ginjal / kelenjar keringat, saluran gastrointestinal”

v  Definisi
Kekurangan volume cairan : keadaan dimana seseorang yang tidak makan dan minum peroral mempunyai resiko terjadinya dehidrasi vaskuler, interstisial atau intraseluler.
v  Batasan karekteristik.
Mayor :
Ketidakcukupan masukan cairan peroral.
Tidak adanya keseimbangan antara asupan dan saluran.
Membran mukosa / kulit kering.
Berat badan kurang.
Minor :
Meningkatnya natrium darah.
Menurunnya saluran urine atau saluran urine berlebihan.
Sering berkemih.
Turgor kulit menurun.
Haus / mual/ anoreksia.
v  Faktor faktor yang berhubungan.
Situsional
Berhubungan dengan muntah / mual.
Berhubungan dengan menurunnya motivasi untuk minum, sekunder terhadap keletihan dan depresi
Berkurangnya asupan cairan yang dengan
Mual atau anoreksia, keletihan

b.    Intervensi Keperawatan

v  Tujuan japen : kebutuhan cairan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 4 jam
v  Tujuan japan : klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 7 jam
v  Kriteria hasil : 
- Pengeluaran urin adekuat (1 cc/kg BB/jam)
- TTV dbn N : 80 – 100 x/menit S : 36 – 37oC TD : 120/80 mmHg
- Tekanan nadi perifer jelas kurang dari 3 detik
- Turgor kulit elastis
- Pengisian kapiler naik kurang dari 3 detik
- Membran mukosa lembab
- Warna kulit tidak pucat
- Rasa haus tidak ada
- BB ideal


v  Intervensi Rasionalisasi

·         Mandiri :

1) intervensi > Dapatkan riwayat dari pasien atau orang terdekat yang berhubungan dengan lama dan intensitas dari gejala yang muncul.
Rasionalisasi > Membantu memperkirakan volume total cairan

2) intervensi > Pantau tanda vital, catat perubahan tekanan darah pada perubahan posisi, kekuatan dari nadi perifer
Rasionalisasi > Hipotensi postural merupakan bagian hipovolemia akibat kekurangan hormon aldosteron dan penurunan curah jantung sebagai akibat dari penurunan kortisol. Nadi mungkin melemah yang mudah dapat hilang.

3) intervensi > Ukur dan timbang berat badan setiap hari
Rasionalisasi > Memberikan perkiraan kebutuhan akan penggantian volume cairan dan keefektifan pengobatan. Peningkatan berat badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid.

4) intervensi > Kaji pasien mengenai rasa haus, kelelahan, nadi cepat, pengisian kapiler memanjang turgor kulit jelek, membran mukosa kering. Catat warna kulit dan temperaturnya.
Rasionalisasi > Untuk mengindikasikan berlanjutnya hipovolemia dan mempengaruhi kebutuhan volume pengganti.

5) intervensi > Periksa adanya perubahan dalam status mental dan sensori .
Rasionalisasi >  Dehidrasi berat menunjukkan curah jantung dan perfusi jaringan terutama jaringan otak.

6) intervensi >  Auskultasi bising usus/peristaltik usus. Catat dan laporkan adanya mual, muntah dan diare
Rasionalisasi >  Kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan kehilangan cairan dan elektrolit dan mempengaruhi cara untuk pemberian cairan dan nutrisi.

7) intervensi >  Berikan perawatan mulut secara teratur
Rasionalisasi >  membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibat dari dehidrasi dan mempertahankan kerusakan membrane mukosa

8) intervensi >  Berikan cairan oral diatas 300 cc/hr sesegera mungkin, sesuai dengan kemampuan.
Rasionalisasi > adanya perbaikan pada saluran cerna dan kembalinya fungsi cairan cerna tersebut memungkinkan cairan dana elektrolit melalui oral

·         Kolaborasi
1)    intervensi > Berikan cairan, antara lain :
a)    Cairan Na Cl 0,9 %
Rasionalisasi > mungkin kebutuhan cairan pengganti 4 – 6 liter, dengan pemberian cairan Na Cl 0,9 % melalui IV 500 – 1000 ml/jam, dapat mengatasi kekurangan natrium yang sudah terjad.
b)    Larutan glukosa
Rasionalisasi > dapat menghilangkan hipovolemia

2) intervensi > Berikan obat sesuai dosis
a) Kartison (ortone) / hidrokartison (cortef) 100 mg intravena setiap 6 jam untuk 24 jam
Rasionalisasi > dapat mengganti kekurangan kartison dalam tubuh dan meningkatkan reabsorbsi natrium sehingga dapat menurunkan kehilangan cairan dan mempertahankan curah jantung

b) Mineral kartikoid, flu dokortisan, deoksikortis 25 – 30 mg/hr peroral
Rasionalisasi > mulai setelah pemberian dosis hidrokortisol yang tinggi yang telah mengakbatkan retensi garam berlebihan yang mengakibatkan gangguan tekanan darah dan gangguan elektrolit

3) intervensi > Pasang / pertahankan kateter urin dan selang NGT sesuai indikasi
Rasionalisasi > dapat menfasilitasi pengukuran haluaran dengan akurat baik urin maupun lambung, berikan dekompresi lambung dan membatasi muntah

4) intervensi > Pantau hasil laborat
a) Hematokrit ( Ht)
Rasionalisasi >  peningkatan kadar Ht darah merupakan indikasi terjadinya hemokonsentrasi yang akan kembali normal sesuai dengan terjadinya dehidrasi pada tubuh
b) Ureum / kreatin
Rasionalisasi > peningkatan kadar ureum dan kreatinin darah merupakan indikasi terjadinya kerusakan tingkat sel karena dehidrasi / tanda serangan gagal jantung
c) Natrium
Rasionalisasi >  hiponatremia merupakan indikasi kehilangan melalui urin yang berlebihan katena gangguan reabsorbsi pada tubulus ginjal
d) Kalium
Rasionalisasi >  penurunan kadar aldosteron mengakibatkan penurunan natrium dan air sementara itu kalium tertahan sehingga dapat menyebabkan hiperkalemia


v  Kriteria Evaluasi Yang Diharapkan:
Pasien menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan, dengan kriteria : pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi parifer jelas, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab/basah.





Referensi

1.     Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
2.    Corrigan EK . Addison`s Disease ; Family Health Guide; 2006; available at : http://:www.medic8com/healthguide/articles/addisondis.html

3.    Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
4.    Hospital ; New York School of Medicie ; New York City, 2003; avilable at:http://www.caresfoundation.org/news-letter/sping 03

5.    Speiser PW. Adrenal Krisis in : Pediatric Endocrinology.; Schhiner Children`s

No comments:

Post a Comment