im exactly know... what im supose to be.....

Search This Blog

July 21, 2011

Hiperemesis Gravidarum

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum adalah 4 : 1000 dari angka kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan menjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)


1.2  Rumusan Masalah
Wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarium.


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum                 
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum
9. Agar mahasiswa dapat mengetahui pemberian Asuhan Keperawatan yang           tepat pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum


1.4 Manfaat
Diharapkan kepada pembaca sekalian agar dapat mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum, serta dapat mengaplikasikan dengan baik ilmu yang di dapat dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien.


BAB II

METODE PENULISAN



2.1 Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif, 1999)
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004)
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan. (Achadiat, 2004)


2.2  Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inisiasi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
1.    Faktor predisposisi :
a.    Primigravida
b.    Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa
2.    Faktor organik :
a.    Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b.    Perubahan metabolik akibat hamil
c.    resistensi yang menurun dari pihak ibu
d.    Alergi
3.    Faktor psikologis :
a.    Rumah tangga yang retak
b.    Hamil yang tidak diinginkan
c.    Takut terhadap kehamilan dan persalinan
d.    Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e.    Kehilangan pekerjaan


2.3  Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Ø  Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Ø  Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Ø  Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Ø  Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
Ø  Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat Hiperemesis Gravidarum ini, yaitu Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan, gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.


2.4  Gejala dan Tanda

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :
1.    Tingkatan I
a.    Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1)     Dehidrasi : turgor kulit turun
2)     Nafsu makan berkurang
3)     Berat badan turun
4)     Mata cekung dan lidah kering
b.    Nyeri di bagian epigastrium karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c.    Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d.    Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e.    Tampak lemah dan lemas
2.   Tingkatan II
a.      Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1)    Turgor kulit makin turun
2)    Lidah kering dan kotor
3)    Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b.      Kardiovaskuler
1)    Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2)    Nadi kecil karena volume darah turun
3)    Suhu badan meningkat
4)    Tekanan darah turun
c.      Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d.      Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1)     Oliguria
2)     Anuria
3)     Terdapat timbunan benda keton aseton
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e.      Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkatan III
a.    Keadaan umum lebih parah
b.    Muntah berhenti
c.    Sindrom mallory weiss
d.    Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e.    Terdapat ensefalopati werniche :
1)    Nistagmus
2)    Diplopia
3)    Gangguan mental
f.     Kardiovaskuler
1)     Nadi kecil
2)     Tekanan darah menurun
3)     Temperatur meningkat
g.    Gastrointestinal
1)     Ikterus semakin berat
2)     Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h.    Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria


2.5  Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
Adapun beberapa pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penderita Hiperemesis Gravidarum, yaitu :
·                     USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
·                     Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
·                     Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.


2.6  Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :
1.            Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
2.            Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3.            Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.
4.            Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
5.            Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
6.            Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7.            Defekasi teratur.
8.            Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.


2.7  Penatalaksanaan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :
1.     Obat – obatan
a.      Sedativa : phenobarbital
b.      Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
c.      Anti histamin : Dramamin, avomin
d.      Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
2.     Isolasi
a.      Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.
b.      Catat cairan yang keluar masuk.
c.      Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
d.      Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.
Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.     Terapi psikologik
a.      Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan.
b.      Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan.
c.      Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik
4.     Cairan parenteral
a.      Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari).
b.      Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C).
c.      Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena.
d.      Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair.
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik
5.     Menghentikan kehamilan
Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.




2.8  Prognisis

Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.


2.9  Asuhan Keperawatan pada penderita Hiperemesis Gravidarum

A. Pengkajian Keperawatan
1.    Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2.    Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3.    Eliminasi
Perubahan konsistensi defekasi pada feses, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
4.    Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5.    Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6.    Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus dan dapat jatuh dalam koma
7.    Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
8.    Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan / stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
9.    Pembelajaran dan penyuluhan.
·                     Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
·                     Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
·                     Turgor kulit, lidah kering.
·                     Adanya aseton dalam urine.

B. Diagnosa Keperawatan
1)            Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2)            Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3)            Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4)            Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

C. Rencana Keperawatan
1)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
ü  Intervensi :
o   Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
o   Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
o   Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
o   Catat intake dan output.
Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
o   Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
o   Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
o   Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
o   Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
o   Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
o   Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
o   Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit.
Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.
o   Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..
Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
o   Ukur pembesaran uterus
Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjUT
2)       Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
ü  Intervensi :
o   Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
o   Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
o   Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
o   Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3)         Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
ü  Intervensi :
o   Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
o   Kaji tingkat fungsi psikologis klien
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
o   Berikan support psikologis
Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
o   Berikan penguatan positif
Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
o   Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4)        Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
ü  Intervensi :
o   Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
o   Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
o   Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
o   Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.



D. Evaluasi
-       Mual dan mutah tidak ada lagi.
-       Keluhan subyektif tidak ada.
-       Tanda-tanda vital baik.



BAB III

PENUTUP


3.1      Kesimpulan

Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan yang di derita oleh ibu hamil, di mana ibu hamil mengalami mual dan muntah yang berlebihan, yang biasanya di alami pada usia awal kehamilan. Beberapa faktor penyebab dari Hiperemesis Gravidarum, yaitu faktor predisposisi, faktor organik dan faktor psikologis. Dehidrasi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan rasa merupakan beberapa akibat dari Hiperemesis Gravidarum.  Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi 3 tingkatan.


3.2      Saran

Pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu dengan cara :
ü    Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
ü    Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
ü    Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.
ü    Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
ü    Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
ü    Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
ü    Defekasi teratur.
ü    Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan apabila keluhan dan gejala tidak berkurang, yaitu dapat diberikan beberapa jenis obat-obatan untuk penderita Hiperemesis Gravidarum, dapat melakukan isolasi, terapi psikologik, pemberian cairan parenteral, dan dapat juga menghentikan kehamilan. Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum dapat sangat memuaskan. 

No comments:

Post a Comment