im exactly know... what im supose to be.....

Search This Blog

March 16, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN AS – TGA “ Transposition Of Great Arteries “


KONSEP DASAR

I. Pengertian
Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) merupakan kelainan susunan jantung yang sudah dalam kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak memberikan gejala yang segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan ini.muncul setelah pasien berumur beberapa bulan atau tahun. ( Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak, hal 118 )

Kelainan jantung bawaan AS TGA ( Atrial Septal Transposition Of The Great Arteries ) merupakan kelainan pada jantung berupa celah atau defect antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, terjadi perpindahan asal dari aorta dan arteri pulmonalis, dimana aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonal dari ventrikel kiri. ( Ngastiah,hal 110 )
II. Etiologi
Penyakit jantung bawaan diduga terjadi dimasa embrional. Disebabkan :
a. Factor genetic.
1. Adanya gen – gen mutan tunggal ( dominan autosomal, resesif autosomal, atau terkait – X ) yang biasanya menyebabkan penyakit jantung bawaan sebagai bagian dari suatu kompleks kelainan.
2. Kelainan kromosom juga menyebabkan penyakit jantung kongenital sebagai bagian suatu kompleks lesi.
3. Factor gen multifaktorial, dipercaya merupakan dasar terjadinya duktus anterious paten dan dasar penyakit congenital lainnya.
b. Factor lingkungan.
1. Lingkungan janin, ibu yang diabetic atau ibu yang meminum progesterone saat hamil mungkin akan mengalami peningkatan resiko untuk mempunyai anak dengan penyakit jantung congenital.
2. Lesi viral. Emriopati rubella sering menyebabkan stenosis pulmonal perifer, duktus arteosus paten dan kadang – kadang stenosis katup pulmonal.

III. Manifestasi Klinis
a. Bayi lahir dalam keadaan sianosis, pucat kebiru – biruan yang disebut Picasso Blue. Sianosis merata keseluruh tubuh kecuali jika resistensi vascular paru sangat tinggi, dibagian tubuh sebelah atas akan lebih sianotik dibandingbagian bawah.
b. Pada foto merah terlihat jelas gambaran pembuluh darah abnormal.
c. Pada umur tiga bulan, terjadi kelambatan penambahan berat badan dan panjang badan serta perkembangan otak terganggu.
d. Disertai pulmonal stenosis sering timbul serangan anoksia, yang menandakan bahaya kematian.
e. Bila terdapat gejala takipnea, maka tanda adanya gejala gagal jantung.
f. Pada aliran darah paru yang meningkat menunjukkan penampangan anterior – posterior dada bertambah.
g. Pada anak besar, tampak jelas voussure cardiac ke kiri.

IV. Patofosiologi
Kelainan jantung dapat terjadi pada masa embrio ( hari ke – 10 sampai minggu ke – 8 ) karena penggunaan obat – obatan oleh ibu seperti terapi progesterone, Toxoplasmosis, Rybella, Cytomegalovirus, Herpes ( TORCH ) yang diderita ibu. Hal ini menyebabkan ketidaksempurnaan pembelahan sel embrio untuk membentuk jantung janin.

V. Penatalaksanaan Medik
Dengan operasi, memungkinkan pasien dapat bertahan hidup setelah klien berumur 2 tahun. Jika sering mengalami spell, segera operasi paliatif ( BT shunt – membuat saluran dari arteri subklavia ke arteri pulmonal.). ( Pediatrica, hal III.29 )

VI. Penyimpangan KDM
Penyakit yang diderita ibu saat hamil atau penggunaan obat-obatan
 


Ketidaksempurnaan Pembelahan sel membentuk jantung

Perpindahan letak aorta Dan arteri pulmonalis

Aorta keluar dari ventrikel Kanan dan arteri pulmonalis Dari ventrikel kiri jantung

Kelainan pada struktur  pulmonal dan kardiak

Metabolisme tubuh terganggu                                                      penurunan co b/d defek struktur
                                                                              
Penurunan ATP
                                                                
Tubuh Lemas dan tak bertenaga 
                 
                     
            intoleransi aktifitas                  sianosis saat janin lahir              Kekurangan O2 dalam tubuh 



                                                                                                               gangguan pertumbuhan
perubahan struktur keluarga                anak penyakit jantung                        dan perkembangan
                       
pengobatan rutin yang harus dijalani anak


KONSEP KEPERAWATAN

I. Pengkajian
a. Usia.
Perlu diketahui pada usia berapa gejala mulai muncul.
b. Pertumbuhan dan perkembangan 
Terjadi gangguan perkembangan fisik anak, terutama berat badan.
c. Pola aktifitas.
Tidak mampu melakukan banyak aktifitas karena akan menyebabkan sianosis.
d. Tanda – tanda vital.
Suhu relative normal bila tidak terjadi infeksi. Pada bayi akan menetek sering terhenti karena kesulitan bernafas.
e. Pemeriksaan penunjang, berupa :
1. Ultra Sono Grafi ( USG ) untuk menentukan besar jantung, bentuk vaskularisasi paru, sera untuk mengetahui keadaan thymus, trachea, dan esophagus.
2. Electro Cardiografi ( ECG ), untuk menetahui adanya aritmia atau hipertropi.
3. Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung.
4. Kateterisasi dan Angigrafi, untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang dilakukan dengan tindakan pembedahan.
5. Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk serum elektrolit, Hb, packet cell volume ( PCV ) dan kadar gula.
( Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, hal. 120 )

II. Diagnose
a. Penurunan cardiac output b/d defek struktur.
b. Intoleransi aktifitas b/d sianosis
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakkuatan oksigen dan nutrient pada jaringan.
d. Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan penyakit jantung.

III. Tujuan dan Intervensi serta Rasional
a. Penurunan cardiac output b/d defek struktur.
Tujuan : Pasien menunjukkan perbaikan curah jantung
Intervensi :
1. Kaji CO klien. Mengetahui CO klien untuk intervensi selanjutnya. 
2. Beri istirahat yang cukup pada klien pada ruangan yang nyaman dan tenang.
Ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
3. Hindari suhu lingkungan yang ekstrem.
Hipoermia atau hipertermia akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
4. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian Digoxin ( digitalisasi ) dan juga observasi TTV selama pemberian obat.
Tanda – tanda oksitasi digitalis berupa nadi tidak teratur, mual dan muntah, maka hentikan pemberian obat. Setelah membaik, lakukan pengobatan mulai dari awal.
b. Intoleransi aktifitas b/d sianosis.
Tujuan : Bantu pemenuhan kebutuhan aktifitas anak.
Intervensi :
1. Beri istirahat yang cukup dengan ruangan yang nyaman dan tenang. Ruangan tenang dan nyaman mampu membuat klien rileks.
2. Bantu untuk melakukan aktifitas yang disukai.
Menghindari traumatic care.
3. Hindari perubahan suhu yang mendadak dan aktifitas yang berlebihan.
Perubahan suhu yang mendadak memicu jantung untuk bekerja lebih keras guna memenuhi O2.
4. Anjurkan orangtua untuk bermain bersama
Mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak, serta mengurangi dampak traumatic care.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakkuatan oksigen dan nutrisi pada jaringan.
Tujuan : Anak mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan.

Intervensi :
1. Beri makanan yang cukup gizi.
Makanan cukup gizi membantu pertumbuhan anak.
2. Beri makanan yang mengandung sumber Fe.
Makanan sumber Fe untuk membant umeningkatkan kadar oksigen dalam darah.
3. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang.
Untuk mencapai pertumbuhan yang ade kuat.
4. Pantau tinggi dan berat badan, gambarkan pada grafik pertumbuhan.
Untuk menentukan kecendrungan pertumbuhan.
5. Lakukan aktifitas bermain bersama anak.
Untuk merangsang perkembangan anak.
6. Anjurkan orangtua untuk bermain bersama
Mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak, serta mengurangi dampak traumatic care.
d. Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan penyakit jantung.
Tujuan : Anak dan keluarga mengalami penurunan rasa takut dan cemas.
Intervensi :
1. Diskusikan dengan orangtua dan anak tentang ketakutan mereka dan masalah defek jantung serta gejala fisik pada anak.
Mengurangi ansietas keluarga dan klien.
2. Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan selama anak dihospitalisasi.
Memudahkan kopping yang lebih baik dirumah.
3. Dorong keluarga untuk memasukkan orang lain dalam perawatan anak.
Mencegah kelelahan klien.
4. Bantu keluarga untuk menentukan aktifitas fisik dan metode disiplin yang tepat untuk anak.
Memberi dukungan kelurga untuk mengambil keputusan pada kegiatan anak.

IV. Evaluasi
a. Penurunan cardiac output b/d defek struktur..
Evaluasi : frekuensi jantung, tekanan darah dan perfusi perifer dalam batas normal.
b. Intoleransi aktifitas.
Evaluasi : anak mampu melaksanakan aktifitas sehari – hari.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan oksigen dan nutrisi pada jaringan.
Evaluasi : perkembangan dan pertumbbuhan sesuai umur anak dan adekuat.
d. Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan penyakit jantung.
Evaluasi :keluarga dan klien menunjukkan kemampuan dan motivasi untuk perawatan rumah. ( Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik )

DAFTAR PUSTAKA
Mirzanie, Hanifah. 2006. Pediatrica. Tosca Enterprise : Jogjakarta.
Ngastiah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. EGC : Jakarta.
Nursalam. dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika : Jakarta.
Rudolph, Abraham M. dkk. 2007. Buku Ajar Pediatrik Rudolp Volume 3. EGC : Jakarta.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4. Jakarta ; EGC.


No comments:

Post a Comment