BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keperawatan merupakan suatu pelayanan
kesehatan integral yang profesional yang memandang manusia sebagai makhluk bio
psiko sosial spiritual. Keperawatan maternitas merupakan subspesialis dari
keperawatan Umum yang harus dimiliki perawat dalam kegiatan pelayanan kesehatan
baik secara individu,keluarga,kelompok maupun masyarakat.Maka makalah ini
mengangkat topik yang berhubungan dengan mata kuliah Keperawatan Maternitas
yaitu Penyakit Menular Seksual.
PMS ( Penyakit Menular Seksual ) merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa dan jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi, yang jalur penularannya melalui hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.Diantaranya adalah gonorea ,herpes genital,sifilis,klamidia, Trikomoniasis Vaginalis ,Kandidiadis Vagina ,Kutil Kelamin ,HIV/AIDS ,Human Papilloma Virus (HPV).
PMS ( Penyakit Menular Seksual ) merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa dan jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi, yang jalur penularannya melalui hubungan seksual baik pada pria maupun wanita.Diantaranya adalah gonorea ,herpes genital,sifilis,klamidia, Trikomoniasis Vaginalis ,Kandidiadis Vagina ,Kutil Kelamin ,HIV/AIDS ,Human Papilloma Virus (HPV).
Gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali,
dilihat, dan dirasakan, Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak
menonjol.Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tak
dapat dirasakan
Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan
kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Penyakit menular seksual dapat menimbulkan
morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun bayi yang
dikandung/dilahirkannya. Oleh sebab itu penting dilakukannya penanggulangan
yang tepat yaitu secara preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah Mengetahui
Pengertian penyakit Menular Seksual,Menemukan jenis-jenis Penyakit Menular
Seksual dan melakukan penanggulangan secara promotif dan preventif yang
berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual ( PMS ) melalui metode keperawatan.
C.
Batasan
Masalah
Adapun batasan masalah yang akan
dibahas yaitu :
1) Menjelaskan
pengertian Penyakit Menular Seksual
2) Memaparkan
cara penularan Penyakit Menular Seksual
3) Memaparkan
jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
4) Menjelaskan
pencegahan Penyakit Menular Seksual
BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
A.
Pengertian
Penyakit Menular
Penyakit
Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks, penyakit yang
dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan
seksual Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan
bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada
laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali
berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan
penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak
menonjol, gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan
dirasakan. Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir
tak dapat dirasakan.
Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :
• Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar
kelamin.
• Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
• Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
• Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
• Sakit luar biasa saat kencing.
• Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
• Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
• Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat
saat malam.
Sedangkan pada perempuan meliputi :
• Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.
• Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
• Keluarnya lendir pada vagina.
• Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada
kelamin.
• Keputihan berbusa dan berbau busuk.
• Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
B.
Beberapa
Jenis PMS
Ada banyak
jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang
paling sering ditemui dan berbahaya adalah :
1.Gonorea (GO)
Gonore (GO) adalah penyakit menular
seksual (PMS), yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum (usus bagian bawah),
tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea Conjugtiva). Gonore bisa menyebar
melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Ada
masa tenggang (masa inkubasi) selama 2 -10 hari setelah kuman masuk ke dalam
tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak
dan bernanah.
Pada wanita, gonore bisa naik ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menimbulkan
nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Diperkirakan terdapat lebih dari 150
juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya, meskipun di beberapa negara
cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung meningkat. Penularan penyakit
gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah dengan melakukan
hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oral-seks (terjadinya
faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya gonoblenorrhoea
pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang
menderita GO ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena
orang tua atau pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah
merupakan cara penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak
higienis.
Ciri-ciri
orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas ketika
buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air
seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa
keluar. Pada wanita gonore umumnya,60% kasus tidak menunjukkan gejala yakni tidak
menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit
keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning
kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain
menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan
bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang
senggama) kaum wanita yang terinfeksi gonore. Akibat penyakit GO, pada
laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga
terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa
infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan
antibiotik. Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada
orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak diobati,
penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian
dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada
pria. Gonore yang tidak diobati
dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada
janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan
penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang
terinfkesi pada proses persalinan. Untuk
mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan
mata untuk pengobatan gonore.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik
vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom
dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan
penyakit ini.
Penanganan
1) Pada masa
kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal, lanjutkan
dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram
oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson
500 mg IM dosis tunggal.
2) Masa nifas,
berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3) Oftalmia
neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b)
Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam
klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis
tunggal.
4) Lakukan
konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual.
5) Berikan
pengobatan yang sama pada pasangannya.
6) Buat jadual
kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.
2.Herpes Genital
Herpes genital adalah Penyakit yang disebabkan oleh
virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam
tubuh melalui hubungan seks.
Tanda utama dari genital
herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang
luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha.Gejala dari herpes
disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan
dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu.
Adapun gejalanya sebagai berikut :
- Nyeri
dan disuria
- Uretral dan vaginal discharge
- Gejala
sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
- Limfadenopati
yang nyeri pada daerah inguinal
- Nyeri
pada rektum, tenesmus
- Bintil-bintil
berair seperti anggur di sekitar kelamin.
- Pecah, lalu
menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
- Terulang
lagi sampai seumur hidup.
Tanda :
- Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel,
erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
- Limfadenopati
inguinal
- Faringitis
- Cervisitis
a) Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual(termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual(termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.
b) Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks.
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks.
Pada
perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian..Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang
yang Terinfeksi: Orang
yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi HIV
jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin
dan Bayi: Perempuan yang
mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan
merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab
infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan otak yang serius. Komplikasi yang
biasanya muncull adalah Gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan
fisura ani herpetika terjadi bila mengenai region genetalia,Abortus,Anomali
kongenital,Infeksi pada neonatus (konjungtifitis/ keratis, ensefalitis,
vesikulitis kutis, ikterus, dan anomali konvulsi).
Pencegahan: Tidak melakukan
hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah
satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes
genital melalui hubungan seks.Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat
samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat melakukan
hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu melalui
adanya luka di daerah kelamin.
Penanganan
1) Lakukan
pemeriksaan serologi (STS).
2) Atasi nyeri
dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
3) Bersihkan
lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
4) Keringkan
dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.
5) Berikan
acyclovir tablet 200 mg tiap 4 jam.
6) Rawat inap
bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis,
reaksi neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun partus prematurus.
7) Berikan
pengobatan pada pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
8) Bila
terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.
3.Sifilis (Raja Singa)
Kuman
penyebabnya disebut Treponema pallidum. termasuk ordo Spirochaecrales, familia
Spirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuk spiral teratur, panjang 6-15 µm,
lebar 0,15 µm, terdiri atas 8-24 lekukan. Pembiakan secara pembelahan
melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam.Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul
benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang- kadang disertai pusing-pusing dan
nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak
kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan
hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama
penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah
5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah
dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan
keterbelakangan mental.
Sifilis tidak ditularkan tanpa
hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat
duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan atau
dipakai oleh pengindap. Sifilis merupakan penyakit kronis yang berkembang lewat
beberapa stadium.
Gambaran
klinis:
1) Sifilis
primer, tanda klinis yang pertama muncul adalah tukak, dapat terjadi di mana
saja di daerah genitalia eksterna, 3 minggu setelah kontak. Lesi dapat khas,
akan tetapi dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya hanya satu, meskipun
dapat juga multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi,
teraba keras karena terdapat indurasi.Permukaan dapat tertutup krusta dan
terjadi ulserasi.
2) Sifilis
sekunder, berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh.
Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir
dapat diduga sifilis sekunder.
3) Sifilis
laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan
serologis reaktif. Dalam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat
laten, selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Diagnosis sifilis laten
ditegakkan setelah diperoleh anamnesis yang jelas, hasil pemeriksaan fisik yang
menunjukkan adanya kelainan yang awal mulanya di sebabkan oleh sifilis.
4) Sifilis
lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh
darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis.
Klasifikasi
Sifilis terbagi menjadi sifilis congenital dan sifilis
akuista.
1. Sifilis Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum
2 tahun); b) Lanjut (sesudah 2 tahun); Stigmata
2. Sifilis Akuista, terbagi : a) Klinik; b)
Epidemiologik
Menurut caranya sifilis dibagi menjadi tiga stadium
yaitu :
Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium III (SIII)
Secara epidemiologik, WHO membagi menjadi :
- Stadium
dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII,
stadium rekuren dan stadium laten dini.
- Stadium
lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium
laten lanjut dan SIII.
Penanganan :
1) Menerapkan
prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
2) Menerapkan
prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
3) Pemberian
antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan 4x
pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg oral hingga
20 hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
4) Sebelum
pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis
kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik
tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/
kgBB per minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per
hari 10 hari).
5) Lakukan
konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
6) Memastikan
pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
7) Pantau lesi
kronik atau gejala neurologik yang menyertai.
4.Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Masa tanpa gejala ber-langsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan
pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
• Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer
berwarna kuning kecoklatan.
• Rasa nyeri di rongga pinggul.
• Pendarahan setelah hubungan seksual.
Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :
• Keluar cairan bening dari saluran kencing.
• Rasa nyeri saat kencing.
• Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan
bercampur nanah.
Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali,
padahal proses infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak
sadar sedang menjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui
hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya
saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban
sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada
laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan,
serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau
saluran pernafasan (pneumonia).
Konsekuensi yang mungkin terjadi
pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan, jika tidak diobati,
sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya
dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati,
klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada testis
(tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan
kemandulan.Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi
HIV jika terpapar virus tersebut.
Konsekuensi yang mungkin terjadi
pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi
dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan
penyakit ini saat proses persalinan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual
secara vaginal maupun anal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya
cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom
dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular
penyakit ini.
Penanganan
1) Doksisiklin per oral 2x sehari selama
7 hari.
2) Asitromisin dengan pemberian dosis
tunggal (kontraindikasi untuk ibu hamil, gunakan eritromisin, amoksilin,
azitromisin).
3) Lakukan follow-up pada penderita
dengan :
a) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran.
b) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati.
c) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum selesai.
d) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.
a) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran.
b) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati.
c) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum selesai.
d) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.
5.Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang
disebabkan oleh infeksi protozoa parasit Tricho
monas vaginalis. Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan
seksual dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa
tunas Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar
antara 3 sampai 28 hari.
Pada wanita sering tidak menunjukkan
keluhan maupun gejala sama sekali. Bila ada keluhan biasanya berupa lendir
vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina yang klasik berwarna kehijauan dan
berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 - 30% penderita. Lendir vagina sering
menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta kulit sekitarnya. Keluhan
lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah melakukan hubungan kelamin
dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan penderita dengan gejala
vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang terasa nyeri, sedangkan
pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan abses-abses kecil dan
maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
• Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
• Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
• Nyeri saat kencing.
Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang
yang Terinfeksi: Radang
pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga
akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus
tersebut.Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan
meningkatkan risiko penularan HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil
dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara
vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan yang 100%
efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang
sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko untuk
tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari
untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk
mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.
6.Kandidiadis Vagina
Kandidiasis vagina
merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candidas
albicans.Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga
pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme
oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku,
vagina, dan saluran anorektal.Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis
adalah keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak
berbau.Pada pemeriksaan terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva,
fisura perineal, pseudomembran dan lesi satelit papulopustular disekitarnya.
Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi disertai keputihan tidak berbau,
atau berbau asam (masam).Keputihan biasa banyak, putih keju atau seperti kepala
susu atau krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau seperti susu pecah.
Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju.Pada vulva atau vagina
terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit
papulopostula.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit
maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur
ini meluas dan berreplikasi secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga
mengakibatkan infeksi dan terjadi keputihan. Gejalanya berupa keputihan
berwarna putih seperti susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan
pada kelamin dan di sekitarnya.
7.Kutil Kelamin
Penyebabnya adalah human
papilloma virus (HPV) dengan gejala
yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin
sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim.
Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin
kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di
sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran
kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak
disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara
tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan
kutilnya saja.
8.HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari
Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit
ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan
dari
Human Immunodeficiency Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak
dapat mengatasi serbuan penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun
terus secara drastis.
Virus ini tergolong unik karena daur hidupnya. Virus
HIV yang hidup bebas di luar tidak dapat berkembang biak. Namun, jika virus
tersebut hinggap di sel hidup, ia akan mengubah sel tersebut menjadi pabrik
virus HIV. HIV hanya akan mengikatkan diri pada reseptor khusus di permukaan
sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah putih, sel pencernaan, dan sel
otak. (Gambar 1).
HIV menembus dinding sel melalui reseptor tersebut dan
melepaskan seluruh isi virus ke dalam sel tersebut (Gambar 2).
Enzim yang ada dalam tubuh virus merubah RNA
(Ribonucleat acid) rantai tunggal menjadi rantai ganda (DNA) agar sesuai dengan
DNA inangnya. (Gambar 3). DNA virus bergabung dengan DNA inang. Sel inang tidak
dapat mengetahui apa yang terjadi padanya. (Gambar 4). Sel inang lalu akan
menginstruksikan organel-organelnya untuk mereplikasi RNA guna membentuk HIV
baru. Dan pada akhirnya, virus HIV baru akan keluar dari sel inang dan siap
untuk menyerang sel lain. (Gambar 5).
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak
memperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang
yang terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu
atau diare.
Penderita sering kali merasa sehat dan memang dari
luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan
gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang,
penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi
pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan
akhirnya penderita mudah terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti
penderita meninggal perlahan. Belum ditemukan obat bagi penderitannya sampai
saat ini. Obat yang tersedia hanya dapat menolong penderita untuk
mempertahankan kesehatan tubuhnya.
Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS
• Penurunan
berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya
• batuk yang
kronik dan berterusan
• Demam yang
berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan
•
Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan.
• Terserang
herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf oleh
virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit.
• Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis
merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis kulat (fungus).
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi
ini. Obat-obat anti retroviral
digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi.Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang
juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Orang yang Terinfeksi: Hampir semua orang yang terinfeksi HIV
akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena komplikasi-komplikasi yang
berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu
yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan
muncul dalam satu tahun pertama kelahiran. 20%
dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18
bulan. Obat antiretroviral yang
diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV
dalam proporsi yang cukup besar. Lihat Prenatal
Risk Assessment: AIDS untuk infomasi lebih lanjut tentang
AIDS dan kehamilan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual
dengan orang yang terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di mana cairan
tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin dipertukarkan, adalah
satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV melalui
hubungan seks.Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak
menghilangkan sama sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan
saling berbagi jarum suntik. Diskusikan
dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima transfusi darah maupun
produk darah.
9. Human Papilloma Virus (HPV)
Human
Papiloma Virus (Virus papiloma manusia )
adalah virus yang
menyerang kulit dan membran mukosa manusia.Cara
Penularannya melalui Hubungan
seksual vaginal, anal atau oral.Gejala-gejalanya
berupa tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh
di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.Pengobatan: Tidak
ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil
dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Orang yang Terinfeksi: HPV adalah virus yang menyebabkan
kutil kelamin. Beberapa strains
dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga
dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada
kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virus HPV. Kanker serviks ini menyebabkan
kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Janin dan Bayi: Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus
ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat
menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara
vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom hampir tidak berfungsi sama
sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.
Infeksi
Reproduksi lain yang berhubungan
penyakit menular seksual adalah
:
- Bakterial
Vaginosis – Menyebabkan
nyeri saat buang air kecil, jika tidak diobati dapat menyebabkan kegagalan
ginjal.
- Chancroid – Luka atau bintil yang besar dan
nyeri, dapat pecah.
- Granuloma
Inguinale – Menyebabkan
luka-luka yang tidak terasa sakit yang dapat membesar dan mudah berdarah.
- Lymphogranuloma
Venereum – Menyebabkan
lesi-lesi, luka dan abses pada lipat paha.
- Molluscum
Contagiosum – Virus ini
menyebabkan lesi-lesi yang halus dan mengkilap yang harus dihilangkan satu
per satu oleh dokter.
- Mucopurulent
Cervicitis (MPC) –
Menyebabkan keluarnya keputihan dari serviks, dapat menyebabkan Penyakit
Radang Panggul atau keguguran pada ibu hamil.
- Nongonococcal
Urethritis (NGU) – Mengenai
laki-laki dan dapat menyebabkan masalah pada saat buang air kecil, dapat
disebabkan oleh klamidia.
- Penyakit
Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease (PID) – Dapat disebabkan oleh berbagai
bakteri, menular melalui hubungan seksual atau cara-cara lain. Dapat menyebabkan rasa nyeri,
kemandulan dan bahkan kematian.
Sepuluh faktor resiko teratas yang
berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS :
·
Seks
tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
·
Berganti-ganti
pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
·
Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
·
Pengggunaan
alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.
·
Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
·
Seks
untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
·
Hidup
di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
·
Monogami
serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
·
Sudah
terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
·
Cuma
pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari
kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi
utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai
kondom. Ini bisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit
(sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan
menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan
kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui hubungan heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut atau rectum.Beberapa penyakit menular seksual yang dibahas didalam makalah ini mencangkup Gonorhea, Syiphillis, Herpes genital dan HIV /AIDS.
Gejala-gejala umum PMS
pada laki-laki adalah : Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada
daerah sekitar kelamin. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar
daerah kelamin. Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam. Rasa gatal yang
sangat hebat di sekitar kelamin. Sakit luar biasa saat kencing, Kencing
nanah/darah dengan bau busuk. ,Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang
akhirnya menjadi borok,Kehilangan berat badan secara drastis, diare
berkepanjangan, dan berkeringat saat malam. Sedangkan pada perempuan meliputi :
Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual,Rasa nyeri
pada perut bagian bawah,Keluarnya lendir pada vagina,Keputihan berwarna putih
susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin,Keputihan berbusa dan
berbau busuk,Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan (khususnya mahasiswa kebidanan) dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan dalam penyakit menular seksual dan dapat dicegah atau ditanggulangi di lingkungan masyarakat.
Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan (khususnya mahasiswa kebidanan) dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan dalam penyakit menular seksual dan dapat dicegah atau ditanggulangi di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka. Jakarta.Yatim, Faisal (2005).
2. Chlamydia Dan Gonorea.Harahap, M, 1984.
4. Farci P
(2003). "Delta hepatitis: pembaruan.". J Hepatol 39 (Suppl 1): S212-9. DOI : 10.1016/S0168-8278 (03) 00331-3 . PMID 14708706 .
5. Gilbert MT,
Rambaut A, Wlasiuk G, Leptospira TJ, Pitchenik AE, Worobey M (November
2007). "Munculnya HIV / AIDS di
Amerika dan di luar" . Proc. Natl.Acad. Sci. Amerika
Serikat 104 (47):
18566-70. DOI :10.1073/pnas.0705329104 . PMID 17978186 . PMC 2141817 .Diakses 20
Maret 2010 .
6. IA Aridoğan,
Ates A, V Izol, Ilkit M (2005). "Tinea cruris dalam praktek urologi
rutin". Urol. Int. 74 (4): 346-8. DOI : 10.1159/000084436 . PMID 15897702
7. K, Berman S
(2006). Workowski pedoman pengobatan penyakit menular seksual, 2006." . MMWR Recomm Rep 55 (RR-11): 1-94. PMID 16888612 .
8. Majoer, Arif
dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius. FKUI.
9. Prayetni.
1996. Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta. Depkes
RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Keluarga berencana dan Kesehatan
Reproduksi Berwawasan Jender. 2003.
Jakarta. Badan Koordinasi KB Nasional.
11. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates,
Jakarta.Sarwono, 2000.
12. Oriel, JD
(1994). The Guratan Venus: A
History of Kelamin . London: Springer-Verlag. ISBN 354019844X .
13. Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur,
Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.
14. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta.Manuaba, IBG, 1999.
- Shukla
N, Polandia M (2004). "Hepatitis B infeksi virus:-infeksi dengan
hepatitis, virus hepatitis C D, virus dan manusia. Immunodeficiency virus
co".Clin Liver Dis 8 (2): 445-60, viii. DOI : 10.1016/j.cld.2004.02.005 . PMID 15481349 .
- UNAIDS , WHO (Desember 2007). "2007 epidemi AIDS
update" (PDF) .Diakses 2008-03-12 .
- Villhauer,
Tanya (2005/05/20). "Kondom Mencegah
HPV?" . Universitas Pelayanan Kesehatan
Mahasiswa Iowa / Iowa Kesehatan . Diperoleh 2009/07/26 .\
- Wilkinson
D, Ramjee G, M Tholandi, Rutherford G (2002). "Nonoxynol-9 untuk
mencegah akuisisi vagina dari infeksi menular seksual oleh perempuan dari
laki-laki". Cochrane
Database Syst Rev (4): CD003939. DOI :10.1002/14651858.CD003939 . PMID 12519623
- Williams,
M. Pilihan Sehat untuk Pengendalian
Kesuburan . CreateSpace, Scotts Valley, CA, 2009. ISBN 1448664721
- Wu J, C
Chen, Kemilau I, S Lee, Tzeng H, Choo K (1995). Bukti penularan
hepatitis D pasangan untuk virus dari analisis urutan dari genom virus
". Dari."Hepatology 22 (6): 1656-60. PMID 7489970 .
1.
No comments:
Post a Comment