Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.
• Kesehatan seksual
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosiokultural.
• Komponen kesehatan seksual : konsep seksual diri, body image, identitas jender, dan orientasi seksual
• Konsep seksual diri --- nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain
• Body image --- pusat kesadaran terhadap diri sendiri --- secara konstan dapat berubah ---Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya --- Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu
• Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara
Pria --- ukuran penis
• Identitas jender --- suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan ---mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan budaya
• Transjender : istilah bagi seseorang yang identitas jender atau ekspresi jendernya berbeda dengan anatomi jenis kelaminnya
Transjender mencakup --- cross-dresser, interseks, transeksual pre operatif dan transeksual postoperatif
• Cross-dresses : orang yang rutin menggunakan pakaian dari jenis kelamin yang berbeda --- bentuk ekspresi jender --- tidak perlu dihubungkan dengan orientasi seksual. Banyak cross-dresser adalah heteroseksual
• Interseks : orang yang memiliki organ seksual ganda (ambiguous) pada saat lahir --- hermaprodit
• Transeksual preoperatif adalah seseorang yang mengalami konflik antara jender dengan anatominya
• Transeksual postoperatif adalah orang yang telah menjalani operasi untuk mengubah jendernya
• Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan perilaku peran jender
Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan etik sosial
• Lanjutan Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerina pelayanan kesehatan seksual untuk mencegah dan mengatasi semua masalah, dan gangguan seksual
Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan peran jendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain
• Enam ketrampilan dasar bidan dalam memberikan pelayanan seksualitas
Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap seksualitas pribadi
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan seksualitas sepanjang rentang kehidupan
Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk bagaimana masalah kesehatan dan penyelesaiannya dapat mempengaruhi seksualitas dan fungís seks serta intervensi apa yang dapat memfasilitasi ekspresi seksual
Keahlian komunikasi terapeutik
Menerima seksualitas sebagai area penting dalam intervensi keperawatan dan adanya kemauan bekerja dengan klien yang mempunyai berbagai jenis ekspresi seksualitas
Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan anggota keluarga dalam mendiskusikan topik seksualitas, tidak hanya dengan tulisan atau audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal
• Tahap perkembangan seksual
Bayi (0 – 12 bulan )
Penentuan jender laki-laki atau perempuan
Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina
Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan
Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, memeluk, membuai) --- senang & nyaman berinteraksi dengan manusia
•
Todler (1-3 tahun )
Todler (1-3 tahun )
Identitas jender berkembang secara kontinyu (terus menerus)
Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri
Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama ,misal berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai
Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
Menyukai orang tua yang berbeda jenis
Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada
• Usia sekolah (6-12 tahun
• Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan ibu)
• Senang berteman dengan sesama jenis
• Kesadaran diri meningkat
• Mempelajari konsep dan peran jender
• Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
• Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas
Remaja (12-18 tahun )
Karakteristik seks mulai berkembang
Mulai terjadi menarke
Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya masturbasi
Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks / heteroseks)
Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua
• Dewasa awal (18-40 tahun )
Terjadi aktivitas seksual
Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah tangga
Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan
Dewasa tengah (40-65 tahun )
Penurunan produksi hormon
Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun)
Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap
Mulai memperkokoh stándar moral dan etik
• Dewasa akhir (65 tahun keatas )
Aktivitas seksual lebih berkurang
Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi
Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi
• Faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas
Budaya
berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya
Nilai-nilai religi (keagamaan)
Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah
Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
No comments:
Post a Comment